Monday, October 26, 2015

Tugas Ke Enam

1. OSI LAYER






OSI LAYER atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).



Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.

Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

·         Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
·         Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
·         Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.



7 OSI Layer memiliki 7 Layer yang Terdiri dari :
  • ·         Physical Layer
  • ·         DataLink Layer
  • ·         Network Layer
  • ·         Transport Layer
  • ·         Session Layer
  • ·         Presentation Layer
  • ·         Application Layer.

Dari ke Tujuh layer tersebuat mempunyai 2 (dua) Tingkatan Layer, yaitu:

·         Lower Layer yang meliputi : Physical Layer, DataLink Layer, dan Network Layer.
·         Upper Layer yang meliputi : Transport Layer, Session Layer, Presentation Layer, dan Application Layer

Fungsi Masing-Masing Layer beserta Protokol dan Perangkatnya

Dari ke Tujuh Layer tersebut juga mempunyai Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing, yaitu :


1.       Physical Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, topologi jaringan dan pengabelan. Adapun perangkat-perangkat yang dapat dihubungkan dengan Physical layer adalah NIC (Network Interface Card) berikut dengan Kabel - kabelnya





2.       DataLink Layer : Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yangdisebut sebagai frame. Pada Layer ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti Halnya MAC Address, dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti HUB, Bridge, Repeater, dan Switch layer 2 (Switch un-manage) beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi Layer ini menjadi dua Layer anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).


3.       Network Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan Router dan Switch layer-3 (Switch Manage).

4.       Transport Layer : Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada layer ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.


5.       Session Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di layer ini juga dilakukan resolusi nama.


6.       Presentation Layer : Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam Layer ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).




7.       Application Layer : Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam layer  ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.














2. Layer TCP/IP

 

Arsitektur TCP/IP tidaklah berbasis model referensi tujuh lapis OSI, tetapi menggunakan model referensi DARPA. Seperti diperlihatkan dalam diagram di atas, TCP/IP mengimplemenasikan arsitektur berlapis yang terdiri atas empat lapis.



Empat lapis ini, dapat dipetakan (meski tidak secara langsung) terhadap model referensi OSI. Empat lapis ini, kadang-kadang disebut sebagai DARPA Model, Internet Model, atau DoD Model, mengingat TCP/IP merupakan protokol yang awalnya dikembangkan dari proyek ARPANET yang dimulai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.



Berikut adalah macam – macam Layer TCP/IP , yaitu :


4. Application

Fungsi Layer Apllication :
Berfungsi menyediakan servis-servis terhadap software-software yang berjalan pada komputer. Protokol-protokol yang beroperasi pada Application Layer: HTTP, FTP, POP3, SMTP, dll.

3. Transport

Fungsi Layer Transport :
Transport Layer berfungsi menyediakan servis yang akan digunakan oleh Application Layer. Mempunyai 2 protokol utama yaitu TCP dan UDP.

2. Internet

Fungsi Layer Internet :
Internet Layer memiliki fungsi sebagai penyedia fungsi IP Addressing, routing, dan menentukan path terbaik. Internet Layer memiliki 1 protokol yaitu TCP/IP.

1. Network Access

Fungsi Layer Network Access :
Berfungsi mendefinisikan protokol-protokol dan hardware-hardware yang digunakan dalam pengiriman data. Pada layer ini terdapat protokol-protok seperti ethernet pada LAN, PPP pada WAN, dan juga Frame Relay.















3. IP Addressing

Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap peralatan jaringan yang menggunakan Protocol TCP/IP. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer.

IP address terdiri atas dua bagian yaitu Network ID dan Host ID, dimana Network ID menentukan alamat jaringan komputer, sedangkan Host ID menentukan alamat host (komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan di mana host itu berada.

Fungsi IP Address sebagai pengalamatan computer agar transfer data tidak salah tujuan; mempermudah pemahaman, selayaknya Pak Pos mengirimkan surat harus ada alamat tujuan dan pengirim dengan lengkap agar surat sampai jika alamat tidak ditemukan maka surat bisa dikembalikan ke pengirim dengan benar.

Format IP address
IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1. Misal :
11000000101010000000101000000001
32 – bit (32 kombinasi angka 0 dan 1)
32 bit angka tersebut dapat dituliskan dalam bentuk yang lebih manusiawi yakni dalam format bilangan desimal. Caranya adalah dengan membagi angka 32 bit tersebut menjadi 4 bagian masing-masing 8 bit. Setiap bagian tadi disebut octet.
11000000
10101000
00001010
00000001
8 bit
8 bit
8 bit
8 bit
Kemudian untuk setiap 8 bit bilangan biner dapat kita konversi menjadi bilangan desimal, sehingga kita dapatkan 4 buah angka desimal. Cara mengkonversi bilangan biner menjadi bilangan desimal adalah dengan menggunakan tabel berikut ini :
Nilai dalam desimal
128
64
32
16
8
4
2
1
Bit
ke-1
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
ke-6
ke-7
ke-8
Yang berarti :
  1. bit ke – 1 bernilai 128
  2. bit ke – 2 bernilai 64
  3. bit ke – 3 bernilai 32
  4. bit ke – 4 bernilai 16
  5. bit ke – 5 bernilai 8
  6. bit ke – 6 bernilai 4
  7. bit ke – 7 bernilai 2
  8. bit ke – 8 bernilai 1
Misal, dengan menggunakan tabel diatas, 8 bit 11110000 ini dapat kita konversi menjadi bilangan desimal seperti berikut :
Nilai dalam desimal
128
64
32
16
8
4
2
1
Bit
1
1
1
1
0
0
0
0
Yang berarti nilai desimal dari angka 8 bit 11110000 tersebut adalah 128+64+32+16+0+0+0+0 = 240.
Contoh lagi, 8 bit 10101010 ini dapat kita konversi menjadi bilangan desimal seperti berikut :
Nilai dalam desimal
128
64
32
16
8
4
2
1
Bit
1
0
1
0
1
0
1
0
Yang berarti nilai desimal dari 10101010 adalah 128+0+32+0+8+0+2+0 = 170.
Jadi, dengan metode yang sama, 32 bit angka biner berikut 11000000 10101000 00001010 00000001 dapat kita konversi menjadi bentuk decimal seperti ini :
11000000
10101000
00001010
00000001
192
168
10
1
Setelah kita dapatkan 4 angka desimal kita dapat menuliskannya secara berurutan dengan dipisahkan huruf titik (.) seperti ini 192.168.10.1.
Penulisan IP address dengan format diatas dikenal dengan sebutan dotted-decimal.
32-bit
11000000 10101000 00001010 00000001
Dotted-decimal
192.168.10.1


Aturan Dasar pemilihan Network ID dan Host ID / pengalokasian IP Adress

  • Network ID tidak boleh sama dengan 127.0.0.0, karena network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback, alamat loopback yakni alamat IP address yang digunakan oleh suatu computer yang menunjuk dirinya sendiri
  • Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255, karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan
  • Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit, diset seperti 0.0.0.0), karena akan diartika sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak boleh menunjukkan suatu host.
  • Host ID harus unik dalam suatu network. Artinya dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
  • IP Private yang dapat digunakan dalam jaringan lokal, yaitu 10/8, 172.16.0.0/12, 192.168.0.0/16, 224.0.0.0/4 (class D Multicast) 240.0.0.0/5 (class E research) karena IP ini tidak dipergunakan (di publish) di internet.

Subneting

Subnetting adalah proses memecah suatu  IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu  router-router dalam jaringan multi). - See more at: http://spynad.blogspot.co.id/2014/08/pengalamatan-ip-address-rancang-bangun.html#sthash.RRWGLe2M.dpuf
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet". setiap subnet di deskripsi non-fisik untuk jaringan sub fisik. biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu router-router dalam jaringan multi.

Subnetting adalah proses memecah suatu  IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu  router-router dalam jaringan multi). - See more at: http://spynad.blogspot.co.id/2014/08/pengalamatan-ip-address-rancang-bangun.html#sthash.RRWGLe2M.dpuf
Subnet adalah istilah yang mengacu kepada angka biner baik 32bit (IPv4) maupun 128bit (Ipv6) yang digunakan untuk membedakan Network ID dengan Host ID, menunjukkan letak suatu Host disuatu jaringan, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar, bisa sebagai pengelompokan beberapa Host dalam satu Network.

Mempermudah pemahaman tentang Subnet Mask; Setiap RT terdiri dari beberapa KK (Kepala Keluarga) dan RT ini adalah merupakan Network ID sedangkan KK ini merupakan Host ID, proses pengelompokan ini bisa kita sebut Subnet Mask.

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:

  • Dotted Decimal Notation
    Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam dotted decimal notation (notasi desimal bertitik), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik.


  • Prefix Length Notation
    Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix.

Fungsi dari Subneting bisa diambil dari definisi diatas, adalah :
1. Fungsi paling utama dari subnetting adalah untuk mengurangi tingkat kongesti (gangguan/ tabrakan) lalulintas data dalam suatu network. Agar Throughput suatu jaringan tetap tinggi tanpa adanya bottleneck
2. Untuk menentukan batas Network ID dalam suatu subnet akhirnya bisa mengurangi jumlah Host dalam Network ID tetapi tetap bisa memperbanyak jumlah Network. Dipakai karena keterbatasab IPv4.



Penentuan Jumlah Host/Node dalam Subneting
Untuk mencari jumlah host-nya tinggal pakai rumus (2^(32-n))-2 dimana n adalah prefix-nya, contoh....

1. jumlah host dari prefix /20 adalah
=> (2^(32-20))-2
=> (2^12)-2
=> 4.096 - 2
=> 4.094 host diluar network-id dan broadcast...

2. jumlah host dari subnet mask 255.240.0.0 adalah
=> subnet mask 255.240.0.0 adalah prefix /12
=> (2^(32-12))-2
=> (2^20)-2
=> 1.048.576 - 2
=> 1.048.574 host diluar network-id dan broadcast.



Agar memudahkan ini adalah tabel yang menunjukkan sebnet masknya :
Class Oktet Pertama Subnet Mask Default Private Address
A 1 – 127 255.0.0.0 10.0.0.0 – 10.255.255.255
B 128 – 191 255.255.0.0 172.16.0.0 – 172.31.255.255
C 192 – 223 255.255.225.0 192.168.0.0 – 192.168.255.255



Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP Address BIT SUBNET (Default) SUBNETMASK (Default)
A 11111111 00000000 00000000 00000000 255.0.0.0
B 11111111 11111111 00000000 00000000 255.255.0.0
C 11111111 11111111 11111111 00000000 255.255.255.0


Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.

BINARY OCNET DECIMAL
00000000 0
10000000 128
11000000 192
11100000 224
11110000 240
11111000 248
11111100 252
11111110 254
11111111 255

Tabel berikut ini akan membuktikan tabel diatas :
Tabel ini adalah nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
8 BIT 1 1 1 1 1 1 1 1
255 27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1
Cara menghitung bilangan biner ke dalam bilangan desimal


Classless addressing (pengalamatan tanpa kelas), metode ini mulai banyak diterapkan, yakni pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIRD). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjukkan suatu jaringan secara lebih spesifik disebut juga dengan network prefix.
Penulisan network frefix suatu kelas IP ddress menggunakan garis miring (slash) “/” lalu diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit.
Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR
255.0.0.0 /8 255. 255.240.0 /20
255.128.0.0 /9 255. 255.248.0 /21
255.192.0.0 /10 255. 255.252.0 /22
255.224.0.0 /11 255. 255.254.0 /23
255.240.0.0 /12 255. 255.255.0 /24
255.248.0.0 /13 255. 255. 255.128 /25
255.252.0.0 /14 255. 255. 255.192 /26
255.254.0.0 /15 255. 255. 255.224 /27
255.255.0.0 /16 255. 255. 255.240 /28
255. 255.128.0 /17 255. 255. 255.248 /29
255. 255.192.0 /18 255. 255. 255.252 /30
255. 255.224.0 /19
Contoh :
a. Network kelas C 192.168.1.4/25 . angka /25 menunjukkan notasi CIRD ,dapat dilihat maka subnet masknya adalah 255.255.255.0 bagaimana bisa? Caranya dengan melihat angka /25. Angka /25 ini kita konversikan ke bilangan biner, dan terdapat 24 angka biner bernilai 1 sedangkan yang lain 0.
1111 1111 1111 1111 1111 1111 1000 0000
255 255 255 128
Jadi penghitungan angka biner di CIRD sama dengan disubnet mask
Dari tabel tersebut menyatakan bahwa IP 192.168.1.4/25 memiliki subnet mask 255.255.255.128
b. Network kelas B 122.56.7.50/19 . angka /19 kita konversikan ke bilangan biner, dan terdapat 19 angka biner bernilai 1 sedangkan yang lain 0.
1111 1111 1111 1111 1110 0000 000 0000
255 255 224 0
Jadi penghitungan angka biner di CIRD sama dengan disubnet mask
Dari tabel tersebut menyatakan bahwa IP 122.56.7.50/19 memiliki subnet mask 255.255.224.0
c. Network kelas A 64.132.1.4/9 . angka /9 kita konversikan ke bilangan biner, dan terdapat 9 angka biner bernilai 1 sedangkan yang lain 0.
1111 1111 1000 0000 0000 0000 000 0000
255 128 0 0
Jadi penghitungan angka biner di CIRD sama dengan disubnet mask
Dari tabel tersebut menyatakan bahwa IP 64.132.1.4/9 memiliki subnet mask 255.128.0.0

Monday, October 19, 2015

Tugas Ke Lima Pak Salman

Cara Membuat kabel LAN Straight dan Cross


  1.  Persiapkan Alat yang di butuhkan
    - Kabel UTP 1 - 3 Meter
    - Crimping Tool
    - Konektor RJ 45
    - Gold Tool (Pengupas Kabel

 

 2.  Potong Sebagian kulit kabel UTP menggunakan GOLDTOOL. lihat gambar dibawah ini



      3. Sekarang Urutkan kabel menurut standart nya. lihat gambar dibawah

Standard kabel Straight B
1.Putih Orange
2. Orange
3. Putih Hijau
4.Biru
5.Putih Biru
6.Hijau
7.Putih Cokelat
8.Cokelat

Standard kabel Straight A
  1. Putih hijau
  2. hijau
  3. putih orange
  4. biru
  5. putih biru
  6. orange
  7. putih coklat
  8. coklat
     

 Jika kabel sudah di urutkan sesuai dengan standart. potong sebagian kecil kabel sebelum dimasukan ke RJ Konektornya. lihat gambar dibawah.

Pada saat pemasangan konektor RJ, pastikan kepala konektor menghadap ke bawah. lihat gambar dibawah. 
Jika sudah memasang kabel UTP ke Konektor seperti gambar di atas. Selanjutnya kita mengunci nya agar kabel tidak terlepas lagi menggunakan Crimping Tool. lihat gambar dibawah


 



Kabel LAN sudah selesai dibuat, sekarang tinggal kita pilih saja mau membuat straight A, B atau Cross.

 Kabel Lan Straight

 


Kabel Lan Cross


selesai 

Tugas ke empat pak salman


NAT (Network Address Translation)

NAT adalah pengalihan suatu alamat IP ke alamat yang lain. Dan apabila suatu paket dialihkan dengan NAT pada suatu link, maka pada saat ada paket kembali dari tujuan maka link ini akan mengingat darimana asal dari paket itu, sehingga komunikasi akan berjalan seperti biasa.

Dua Tipe NAT

NAT terdiri atas dua macam tipe: Source NAT (SNAT) dan Destination NAT (DNAT) Source NAT adalah ketika anda mengubah alamat asal dari paket pertama dengan kata lain anda merubah dari mana koneksi terjadi. Source NAT selalu dilakukan setelah routing, sebelum paket keluar ke jaringan. Masquerading adalah contoh dari SNAT.
Destination NAT adalah ketika anda mengubah alamat tujuan dari paket pertama dengan kata lain anda merubah ke mana komunikasi terjadi. Destination NAT selalu dilakukan sebelum routing, ketika paket masuk dari jaringan. Port forwarding, load sharing dan transparent proxy semuanya adalah bentuk dari DNAT.

Menggunakan NAT di Linux

Untuk membuat NAt anda harus membuat aturan NAT yang akan memberitahu kernel koneksi apa yang harus diubah. Untuk ini kita menggunakan tool iptables dan membuatnya untuk mengubah tabel NAT dengan memberikan option "-t nat".
Tabel aturan NAT berisi 3 bagian yang disebut "chain", setiap aturan akan diperiksa secara berurutan sampai ada satu yang tepat. Kedua chain disebut PREROUTING (untuk Destination NAT, ketika paket pertama kali masuk), dan POSTROUTING (untuk Source NAT, ketika paket pergi). Yang ketiga, OUTPUT akan diabaikan. Tabel di bawah akan menggambarkannya :
      _____                                     _____
     /     \                                   /     \
   PREROUTING -->[Routing ]----------------->POSTROUTING----->
     \D-NAT/     [Decision]                    \S-NAT/
                     |                            ^
                     |                            |  
                     |                            |
                     |                            |
                     |                            |
                     |                            |
                     |                            |
                     --------> Local Process ------
 
Pada setiap node di atas, ketika paket melewati kita melihat koneksi apa yang diasosiasikan dengannya. Apabila hal itu adalah koneksi yang baru, kita melihat chain pada tabel nat yang berperan untuk mengetahui apa yang akan kita lakukan dengan paket tersebut. 




Apa yang dimaksud dengan APIPA (Automatic Private IP Adressing) 

Otomatis pribadi Internet Protocol Addressing (APIPA) merupakan alternatif yang menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) untuk meminta dan mengambil sebuah Internet Protocol (IP) untuk alamat host. APIPA melakukan penugasan dari alamat IP dan subnet mask-informasi konfigurasi ke host dalam jaringan kecil. APIPA ketika digunakan, sistem operasi memungkinkan penugasan dari alamat IP yang unik untuk setiap stasiun kecil pada jaringan area lokal (LAN). Hal ini untuk menghindari administrasi overhead menjalankan DHCP server atau pengaturan secara manual IP informasi konfigurasi.

Ketika sebuah komputer tidak memiliki alamat IP maka komputer tidak akan dapat melakukan sesuatu seperti login ke domain, mencetak ke printer jaringan atau mendapatkan file dari sebuah file server. Komputer yang alamat IPnya ditetapkan secara manual (alamat IP statis) atau secara otomatis (dinamis alamat IP). Komputer yang mendapatkan alamat IP secara otomatis memerlukan sumber untuk memberikan alamat mereka. Biasanya ini datang dalam bentuk DHCP server yang memiliki fungsi utama menyediakan alamat IP untuk jaringan klien. Bagi banyak pengguna rumahan yang biasanya mendapatkan alamat IP dari ISP kita untuk dialup dan dari DSL / Cable modem untuk koneksi internet broadband. Jika memiliki DSL / Cable router maka kemungkinan besar kita akan memberikan alamat IP komputer. Alamat IP ini yang disewa ke komputer untuk menetapkan jumlah waktu kemudian mereka perlu diperpanjang atau mereka akan berakhir.

Komputer kita akan ditetapkan ke salah satu yang statis (manual) atau dinamis (otomatis) alamat IP didalam konfigurasi.. Jika komputer kita diset untuk mendapatkan alamat IP secara otomatis dan tidak ada DHCP server atau perangkat jaringan yang dapat memberikan alamat IP maka dengan sendirinya akan memberikan sebuah alamat APIPA. Ini biasanya akan berupa 169.254.xx dimana x dapat berbagai nomor yang berbeda. Tujuan dari APIPA alamat yang akan disewa komputer dengan alamat IP berakhir maka akan ada sekurang-kurangnya beberapa jenis alamat yang dapat digunakan untuk jaringan komunikasi. Komputer hanya dapat berkomunikasi dengan komputer lain yang memiliki 169.254.xx alamat yang akan menerima mereka ketika mereka meyewa berakhir. Jika perangkat lain seperti printer dan server memiliki alamat IP statis maka APIPA klien tidak akan dapat berkomunikasi dengan mereka karena mereka akan IP subnet yang berbeda.
 

kamu dapat menentukan apakah komputer Anda menggunakan APIPA dengan menggunakan tools winipcfg pada Windows Millennium Edition, Windows 98, atau Windows 98 Second Edition:

Klik Start, klik run, ketik "cmd" (tanpa tanda kutip), kemudian klik OK untuk membuka jendela MS-DOS  Ketik "ipconfig / all" (tanpa tanda kutip), lalu tekan tombol ENTER. Jika baris 'autoconfiguration Enabled' mengatakan "Ya", dan 'autoconfiguration IP Address adalah 169.254.xy (dimana xy adalah klien pengenal unik), maka komputer menggunakan APIPA. Jika baris 'autoconfiguration Enabled' mengatakan "Tidak", maka komputer saat ini tidak menggunakan APIPA.